Minggu, 23 Desember 2012

Manfaat Berhijab

saya akan menjelaskan beberapa manfaat wanita berhijab :)



  • Menjaga kehormatan. Hijab adalah benteng syar’i untuk menjaga kehormatan wanita dan menjauhkan merek dari hal-hal yang akan menimbulkan fitnah.
  •  Membersihkan hati pemakainya dan kaum laki-laki.
  •  Hijab melahirkan akhlak mulai dalam diri pemakainya seperti: rasa malu, selalu menjaga kesucian, ghirah (rasa cemburu). 
  • Hijab adalah tanda kesucian dan kehormatan bagi seorang wanita.
  • Menutup segala pintu setan yang selalu mengajak manusia kepada perbuatan keji dan mungkar.
  • Menghindarkan wanita dari budaya tabarruj, sufur dan ikhtilath yang sangat marak di masyarakat.
  • Hijab adalah benteng terkokoh dari perbuatan zina dan kehidupan yang serba bebas.
  • Menjaga rasa malu yang merupakan ciri khas seorang wanita.
  • Wanita adalah aurat dan hijab adalah penutupnya.
  • Menjaga ghirah.

Tutorial berhijab modern part I

Assalamu'allaikum :)

Saya akan menyajikan beberapa cara mengenakan hijab modern dalam bentuk "foto". Sebagai berikut ;






selamat mencoba :)

wassallam...

Aneka Jenis Hijab

Kini semakin banyak wanita muslim modern yang memakai hijab dan hal ini mau tidak mau membuat industri fashion muslim berkembang pesat, khususnya di Indonesia. Perbedaan aturan pakaian yang dilatarbelakangi oleh kondisi sosial budaya masyarakat membuat hijab memiliki banyak nama meskipun tujuannya sama; untuk menutupi aurat wanita muslim.



Khimar (Kanan)

Khimar adalah pakaian yang menutupi kepala, leher dan menjuntai hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan. Khimar wajib jatuh lurus dari atas hingga ke bawah tanpa diikatkan agar lekuk tubuh wanita pemakainya tidak terlihat.

Abaya (Tengah)

Kebanyakan dipakai oleh para wanita di Jazirah Arab. Bentuknya semacam jubah untuk menutupi pakaian saat digunakan di tempat umum. Abaya biasanya dibuat dari serat sintetik hitam, terkadang dihiasi dengan bordiran berwarna.Abaya tradisional digunakan dari ujung kepala hingga menyentuh tanah layaknya chador, atau untuk menutupi bagian bahu. Abaya biasanya diikat hingga tertutup rapat dan dikombinasikan dengan scarf kepala atau cadar. Kini abaya telah banyak dimodifikasi namun tetap memperhatikan ciri khasnya; lebar dan cenderung berwarna hitam.

Jilbab (Kiri)

Jilbab sebenarnya adalah sebutan umum untuk mendeskripsikan kain atau jubah yang menutupi wanita saat berada di tempat umum. Terkadang khusus untuk menyebut gaya jubah tertentu yang menyerupai abaya namun lebih ketat dan memiliki warna serta bahan yang bervariasi. Jilbab memiliki model yang mirip dengan coat panjang. Wanita Indonesia cenderung memakai jilbab, karena memberikan banyak kebebasan untuk dimodifikasi. Sebagai jilbabers Indonesia, kita boleh bangga karena Indonesia dipuji oleh berbagai media asing sebagai negeri muslim yang fashionable. Karena itulah Indonesia mengembangkan program kampanye Pencanangan Indonesia Menuju Kiblat Fesyen Muslim Dunia 2020 sejak tahun 2010.

Chador


Chador adalah jubah yang menyelimuti ujung kepala wanita hingga mencapai tanah. Biasa dipakai oleh wanita Iran tanpa cadar. Tidak seperti Abaya, chador tidak diikatkan di bagian depan.

Niqab


Niqab adalah cadar yang dipakai kaum wanita muslim yang membebaskan pemakainya menutupi bagian mata atau tidak.

Burqah

Burqah menutupi seluruh tubuh wanita, tak terkecuali bagian mata yang ditutupi kain berjaring. Populer di Afghanistan dan kadang disebut juga ‘niqab’.
Meski wanita Indonesia terbiasa melihat wanita-wanita berjilbab, terkadang dijumpai wanita yang memakai niqab atau burqah dan hal ini seringkali memancing komentar negatif dan kecurigaan masyarakat lain. Hal yang sama juga sempat terjadi di Perancis yang melarang wanita muslim menggunakan burqah.
Well, apapun alasannya, hijab adalah hijab– dipakai karena tunduk pada aturan Tuhan. Soal keputusan wanita memakai hijab jenis apa patut kita hargai.

Makna Hijab

Istilah hijab


Menurut bahasa, Hijab bererti tirai atau pemisah (saatir atau faasil). Al-qur'an menyatakan:

"Jika kamu meminta sesuatu kepada mereka (para isteri Nabi saw), maka mintalah dari balik hijab. Cara ini lebih mensucikan hatimu dan hati mereka." (Al Ahzab: 53).


Hijab dalam ayat ini menunjukkan arti penutup yang ada di rumah Nabi saw, yang berfungsi
sebagai penghalang atau pemisah antara llelaki dan perempuan, agar mereka tidak saling memandang.


Hijab berasal dari akar kata h-j-b; bentuk verbalnya (fi'il) adalah hajaba, yang diterjemahkan dengan


"menutup, menyendirikan, memasang tirai, menyembunykkan, membentuk pemisahan, hingga memakai topeng."


Selain itu, Hijab diterjemahkan menjadi "tutup, bungkus, tirai, cadar, layar, dan partisi." Derivatif lain dari kata Hijab adalah hajib, bererti alis mata atau pelindung mata dan juga merupakan kata yang dipakai semasa zaman khalifah ar-rasyidin untuk para pekerja yang memilih tetamu yang ingin bertemu dengan khalifah.


Hijab dalam perkembangan maknanya, menjadi satu istilah untuk pakaian wanita yang menutup aurat.


Burqu, 'abayah, tarhah, burnus, jellabah, hayik, milayah, gallabiyah, disydasya, gargush gina', mungub, listma, yaskhmik, habarah, izar...



adalah nama-nama penutup aurat. Beberapa di antara nama-nama tadi merujuk kepada penutup muka saja, seperti


qina', burqu', niqab, litsmah.


Sedangkan makna hijab yang lain merujuk kepada penutup kepala saja, yang kadang-kadang
digunakan pula untuk menutup sebahagian muka, misalnya


khimar, sitara, 'abayah, atau imamah.



Penutup aurat tersebut di beberapa negera memiliki nama-nama yang berbeza. Burqa atau burqu misalnya, adalah penutup aurat yang biasa dipakai oleh wanita Afghanistan. Sementara wanita Arab Saudi menggunakan hijab degan nama Abbayah. Chador dipakai oleh wanita Iraq dan Iran (sangat mirip dengan Abbayah). Kemudian Ruband dipakai wanita Turki pada tahun 20 atau 30-an, dan Bushiyyah, hijab yang banyak digunakan saat beribadah haji.


Dalam tradisi masyarakat Islam Indonesia, nampaknya istilah Hijab lebih sering digunakan hanya untuk memisahkan ruangan, khususnya antara lelaki dan perempuan agar tidak bertatap muka. Sedangkan hijab dalam pengertian penutup aurat di Indonesia biasa disebut dengan kerudung atau jilbab. Namun meski demikian, semua nama-nama tersebut sama-sama memiliki makna hijab yaitu penutup atau penghalang.

Selanjutnya, Al-Qur'an juga banyak menjelaskan kata hijab atau yang berkaitan dengan hijab berikut ragam maknanya.


Misalnya pada surat As Syuura ayat 51, hijab diartikan dengan tirai:
"Dan tidak ada bagi manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantara wahyu atau di belakang tirai atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."


Sementara pada surat Al Ahzab ayat 53, hijab diartikan dengan tabir:
"Dan apabila kamu meminta suatu keperluan kepada mereka (istri-istri Nabi) maka mintalah kepada mereka dari
belakang tabir, cara yang demikian itu terlebih suci bagi hatimu dan hati mereka."


Berbeza pula dengan surat Fushshilat ayat 5 ketika menyebutkan kata hijab. Pada ayat ini hijab dimaknai dinding:
"Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan apa yang kami seru kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan
dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu sesungguhnya kami bekerja."



Dengan makna yang sama, hijab juga dijelaskan pada surat Al-Isra ayat 45, yaitu "Dan apabila kamu membaca Al
Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding
yang tertutup" (Al-Isra': 45)



Kemudian hijab juga disebutkan pada surat Al-A'raf ayat 46, kali ini hijab diartikan dengan batas:
"Dan di antara keduanya (ahli syurga dan ahli neraka) terdapat batas."



Bahkan dalam surat As-Shaad kata hijab diartikan dengan hilang atau lenyap, "Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku
menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang
dari pandangan." (Shaad : 32)



Pengertian hijab yang terurai pada setiap ayat di atas, menjelaskan tentang hijab dari sisi lahiriah (fiqih). Sedangkan dalam pembahasan kali ini, mengajak untuk memahami hijab yang dalam perspektif batiniah, dan meliputi wilayah-wilayah rohaniah.


Memahami hijab

Menurut para ahli Tasawuf, hijab diertikan sebagai tirai yang mendindingi antara hamba dengan Allah, sehingga seorang hamba menjadi terhalang dalam memandang-Nya. Dalam hal ini Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ra. menegaskan pengertian hijab adalah:


"Tabir yang menutupi pandangan atau penglihatan manusia".


Secara spesifik hijab yang dimaksud adalah menutupi pandangan mata hati. ertinya, apabila hijab menyelimuti hati seseorang, maka mata hatinya menjadi buta, dan ketika seseorang buta mata hatinya, ia tidak mampu menyaksikan hakikat sesuatu, kerana kemampuannya hanya terbatas pada pandangan yang lahiriah. Dalam hal ini, Al Qur'an menjelaskan :


"Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat
dari jalan (yang benar)." (Al Israa': 72)


Mengenai penyebab kebutaan mata hati, Syekh Abdul Qadir Al Jailani ra. menerangkan: "Penyebab buta mata hati seseorang adalah karena mengikuti hawa nafsu dan kebodohan dirinya." Karena itu tidak sedikit orang yang buta mata hatinya, kendatipun secara fizikalnya sihat dan memiliki kecerdasan intelektual.


"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi hingga mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata itu
yang buta tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. " (Al Haj: 46)



Bagi para pencari redha Ilahi, menyingkap hijab menjadi keharusan, kerana selama pandangan seorang salikin masih terhijab selama itu pula tidak akan pernah mampu melihat dan menyaksikan Allah. Namun, menyingkap hijab bagaikan mengupas kulit bawang yang berlapis-lapis. Setelah satu hijab berhasil dibuka, ternyata masih ada lapisan lainnya yang belum terbuka. Kerana itu, semakin dalam hijab disibak maka akan terbentang luas lautan hakikat. Berbahagialah orang yang berhasil menyingkap hijab. Apabila hijab kegelapan telah tersingkap maka cahaya ketuhanan (anwarul Ilahiyah) akan menerangi hatinya sehingga segala rahasia ketuhanan akan terbuka melalui penglihatan mata hatinya (bashiratul qalb).